Weekend kemarin saya dan beberapa teman melakukan perjalanan singkat ke Bandung. Dalam tol, teman saya tiba-tiba bilang “eh itu Lexus model terbaru ya?” sambil nunjuk ke arah mobil yang berada di depan mobil kami. Saya awalnya hampir bilang “iya” tapi kemudian saya perhatikan lagi dengan baik, ternyata mobil di depan mobil kami itu adalah mobil Kia keluaran terbaru. Eh kok logonya mirip?


Dalam ilmu pemasaran, sebuah merek menggunakan logo sebagai identitas agar dikenal lebih dekat oleh targetnya. Jadi selain nama dari merek tersebut, identitas lainnya yang bisa digunakan adalah warna, jenis huruf, dan grafis. Tanpa itu semua, sepertinya sulit bagi sebuah merek untuk bisa lekat di benak konsumennya atau masyarakat luas.
Kita tau kalo logo M warna kuning itu lekat dengan logo McDonalds. Atau produk Apple dengan semua gambar apel tergigitnya. Identitas-identitas tersebut kemudian menjadi sebuah pengetahuan bagi setiap orang, sehingga bisa menarik orang tersebut untuk bisa mengenali (recognition), mengingat (recall), dan bahkan selalu muncul pertama kali ketika ditanya (top of mind).
Nah, bagaimana jika dua buah brand atau merek memiliki identitas yang hampir sama? Mungkin mereka bisa aja mereka berakhir di meja hijau, tapi banyak juga yang membiarkan logo mereka terlihat mirip (kecuali yang benar-benar nyontek ya). Tapi menurut saya, ketika sebuah merek memiliki identitas yang hampir sama, ini adalah sebuah gambling. Kenapa? Karena salah satu merek tentunya akan lebih untung dari merek yang lain. Misalnya, kita melihat logo dengan warna Merah Putih dan Biru, kemudian kita berfikir itu adalah Pepsi, tapi ternyata itu adalah merek lain yang memiliki identitas mirip dengan Pepsi. Bukankah itu justru menguntungkan bagi Pepsi? Atau seperti kasus di jalan tol saya kemarin, bukankah Lexus saat itu menjadi Top of Mind dalam benak teman saya, dibandingkan Kia?
Banyak sekali merek dan logo yang sudah diciptakan di dunia ini, tentunya pembuatan logo itu kadang terinspirasi dari banyak hal sehingga memungkinkan untuk terlihat mirip dengan logo merek lain. Hal ini yang harus diperhatikan oleh banyak merek, bahwa seunik apapun merek atau logo yang kita buat, suatu hari nanti akan ada merek atau logo yang terlihat sama seperti kita. Dan bukanlah sebuah perkara yang mudah bagi sebuah merek untuk bisa mencapai pada Top of Mind para target pasarnya.
See also:
Kalo boleh jujur sih sebenarnya saya tahunya Lexus itu temennya Topan. Dan baru tahu kalo ada mobil bernama Lexus, jadi ingetnya ya Lexus.
kan lexus udah meninggal 😦 ketauan bgt sih umurnya berapa kalo tau lexus topan 😦 😦
om rangga suka ngambil lelucon topan lexus sih, jadi tau dari om. mau ngetag om rangga, beliau g punya blog, padahal dulu waktu kuliah s2 punya banyak sahabat pena katanya.
lbih PD, karena orang brfikir itu lexus, brand mewah, ktimbang KIA, merek kls menengah, smntara sportage desainnya ok,
yups, tapi kalo orang price sensitive biasanya akan lebih pilih KIA ya 😀